Akhir Pahit Etnis Armenia di Nagorno-Karabakh

Sudah 50.000 orang lebih dari total 120.000 penduduk etnis Armenia di Nagorno-Karabakh, yang meninggalkan tanah airnya setelah kantong etnis Armenia di Azerbaijan itu dikuasai sepenuhnya oleh Azerbaijan.

Akhir Pahit Etnis Armenia di Nagorno-Karabakh
Sudah 50.000 orang lebih dari total 120.000 penduduk etnis Armenia di Nagorno-Karabakh, yang meninggalkan tanah airnya setelah kantong etnis Armenia di Azerbaijan itu dikuasai sepenuhnya oleh Azerbaijan./antarafoto

Ternyata itu bukan perang yang terakhir. Memanfaatkan Rusia yang fokus memerangi Ukraina, Azerbaijan memblokade Koridor Lanchin pada Desember 2022.

Koridor ini menjadi satu-satunya jalur penghubung Nagorno-Karabakh ke Armenia dan dunia luar. Armenia adalah Rusia dan sama-sama menjadi anggota Organisasi Pakta Keamanan Kolektif (CSTO).

Sejak 15 Juni 2023, blokade Koridor Linchin oleh Azerbaijan kian intensif, sehingga menutup sama sekali akses pangan, bahan bakar, dan obat-obatan ke Nagorno-Karabakh.

Baca Juga : Covid-19 Melonjak, Warga Beijing Diimbau Tak Keluar Rumah

Akhirnya, pada 19 September 2023, Azerbaijan melancarkan operasi militer kilat yang sehari kemudian berpuncak pada kesepakatan penghentian permusuhan, yang ditengahi pasukan perdamaian Rusia di Nagorno-Karabakh.

Azerbaijan berjanji akan menghormati hak-hak warga etnis Armenia, tetapi kebanyakan warga etnis Armenian di Karabakh tak mempercayai janji itu.

"99,9 persen (warga etnis Armenia) lebih memilih meninggalkan tanah leluhur kami itu," kata David Babayan, penasihat Samvel Shahramanyan, yang menjadi Presiden Republik Artsakh, kepada Reuters, belum lama ini.

Baca Juga : Korea Selatan Sukses Lakukan Uji Cegat Rudal

Kekhawatiran pembersihan etnis


Editor : JakaPermana