Teknologi Informasi versus Sumber Daya Manusia

Dimulai dari sekitar tahun 2000, Teknologi Informasi (TI) berkembang sangat pesat bahkan bisa juga dibilang booming di Indonesia. Perkembangan yang sangat pesat tersebut penulis menyebutnya dengan percepatan perkembangan TI.

Teknologi Informasi versus Sumber Daya Manusia
Ilustrasi (Net)

Dimulai dari sekitar tahun 2000, Teknologi Informasi (TI) berkembang sangat pesat bahkan bisa juga dibilang booming di Indonesia. Perkembangan yang sangat pesat tersebut penulis menyebutnya dengan percepatan perkembangan TI.

Kenapa disebut percepatan? dan bukan kecepatan? Karena hampir setiap 3 bulan sekali muncul produk-produk TI terbaru, seterusnya bisa lebih cepat lagi dan dengan perkembangan yang lebih banyak bentuk, ragam, dan kegunaannya.

Bisa dibayangkan, mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer semester 1 akan segera usang (expired) ilmunya pada semester 3 (dengan asumsi apabila mereka tidak mau up date dirinya).

Semua perusahaan dan organisasi yang bergerak di bidang TI seperti tidak mau ketinggalan dalam memunculkan produk-produk baru yang lebih mudah, murah, dan ramah dengan pemakainya serta menyenangkan (fun).

Tentu saja, mereka berlomba-lomba dan saling menginformasikan bahwa produk mereka adalah yang paling familier. Padahal selama ini, pola pikir sebagian masyarakat menyatakan, bahwa TI termasuk hal yang rumit, ribet, serta memerlukan waktu yang lama untuk menguasainya.

Dan, memerlukan modal yang besar, walaupun kita tahu pola pikir seperti ini tidak salah-salah amat tapi juga sayangnya tidak betul-betul amat. Kenapa mereka mempunyai pola pikir begitu? Ini tidak lain karena disebabkan oleh para pengguna sendiri (user).

Pengguna terkadang tidak menggunakan gawai sesuai kebutuhannya, tapi lebih kepada keinginannya. Sebagai contoh bagi mereka yang hanya perlu komunikasi sebenarnya tidak perlu gawai yang dikenal dengan smartphone.

Halaman :


Editor : suroprapanca