50 Tahun Lagi Ibu Kota Berpindah?

Setelah selama puluhan tahun rakyat Jakarta khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya mendengar rencana pemindahan ibu kota pemerintahan dari Betawi ke daerah lainnya.

50 Tahun Lagi Ibu Kota Berpindah?
Buka bersama Presiden Joko Widodo. (Net)

Jakarta kini pada siang hari kira-kira dihuni oleh 10 hingga 11 juta jiwa sedangkan di malam hari ditinggali oleh lebih kurang sembilan juta jiwa. Mereka bukan hanya orang Betawi, tapi juga warga Sunda, Jawa, Batak, Sasak, hingga Dayak.

Selama ini Jakarta menjadi pusat kehidupan, ekonomi, budaya , pendidikan hingga politik sehingga tak pelak lagi Jakarta menjadi tempat untuk mencari uang mulai dari gelandangan, tukang sampah hingga konglomerat.

Akan tetapi lama-kelamaan Jakarta “kehabisan napas” karena penduduknya sudah sangat berlebihan sedangkan daya tampungnya sudah amat terbatas.

Sekalipun Jakarta sudah dilengkapi dengan busway, KRL, MRT, LRT, tetap saja bebannya sudah amat terlewati. Belum lagi gangguan cuaca misalnya banjir yang “didatangkan” dari kota tetangganya Bogor sehingga kesemrawutan tak tertanggulangi.

Karena itu, program pemindahan ibu kota Jakarta tak pelak lagi harus direncanakan secara matang dan benar- benar terencana, terjadwal hingga akhirnya terwujud.

Karena Presiden Joko Widodo sudah mendatangi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah maka cepat atau lambat pemerintah pusat terutama lewat Bappenas harus sudah mulai menyiapkan secara matang rencana yang amat penting alias krusial ini. Sebab, apabila pemindahan ibu kota dari Jakarta ini tertunda dan tertunda lagi maka amat bisa dibayangkan situasi di Jakarta 50 tahun lagi.

Presiden Republik Indonesia pasti akan terus berganti siapa pun orangnya, partai politik pendukungnya sehingga yang yang paling diutamakan adalah proses perencanaan ini harus terus disiapkan, dirancang, dilaksanakan sehingga akhirnya betul-betul terwujud. Tentu akan muncul berbagai tantangan, godaan guna mewujudkan rencana "raksasa" ini.


Editor : suroprapanca