Jalan Pemimpin

SETIDAKNYA ada tiga hal yang menentukan jalan (calon) pemimpin di Indonesia. Ketiganya, politisi itu sendiri, partai politik pemilik hak mengajukan calon, dan last but not least: Allah Subhanahuwatalla.

Jalan Pemimpin


Yang pasti, dia sudah menunjukkan dirinya sebagai pemimpin yang amanah.
Paling ringan mengukurnya adalah dengan menuntaskan masa jabatannya.
Bukankah ada juga politisi yang hari ini bicara A, besok melompat ke B. Hari ini
berjanji menyelesaikan masa jabatannya, lusa sudah meninggalkannya. Demi
jabatan yang lebih tinggi.


Begitukah dinamisasi politik? Buat kita tidak. Politik kontestasi itu adalah janji.
Janji adalah sesuatu yang harus ditunaikan. Tak elok jika melompat-lompat.

Hari ini tak mau jadi capres, misalnya, besok sudah terdaftar jadi capres.
Langkah semacam itu tak elok. Tak amanah. Apapun alasannya.
Politisi dan pemimpin memiliki jalannya sendiri. Tapi, sepatutnya dia berjalan
di rel yang wajar. Yang sesuai dengan kepatutan. Di luar itu, yang melompat-
lompat, melupakan janjinya, itu bukan politisi yang patut dijadikan panutan. (*)

Halaman :


Editor : tantan