Polemik Tenaga Guru Asing dan Peningkatan Kualitas Guru Indonesia (1)

Pernyataan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani beberapa waktu lalu, menjadi viral dan memicu polemik. Perbincangan media sosial pun diramaikan terkait pemberitaan tersebut.

Polemik Tenaga Guru Asing dan Peningkatan Kualitas Guru Indonesia (1)
Ilustrasi (Net)

Munif Chatib juga menjelaskan salah satu ciri pendidikan berkualitas yaitu konsisten terhadap pelatihan guru yang berkelanjutan. Jika dikaitkan dengan pernyataan Puan Maharani, sebenarnya pernyataan Puan tersebut logis.

Artinya dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di suatu bangsa kita butuh belajar dari orang yang lebih ahli. Bahkan para pendiri bangsa ini pun mereka mendapatkan pendidikan dari orang asing.

Akan tetapi, pelatihan yang dilakukan tersebut akankah berjalan efektif dalam meningkatkan kualitas bangsa? Program peningkatan kualitas guru sudah banyak dilakukan oleh pemerintah, misalnya program sertifikasi guru baik bagi guru PNS maupun honorer.

Akan tetapi, upaya sertifikasi guru dinilai belum menjamin naiknya profesionalisme guru. Kemudian pemerintah juga mengadakan program Guru Pembelajar yang dilanjutkan dengan program PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan).

Hal tersebut juga belum berlaku merata pada seluruh pendidik. Pendidik sendiri berpendapat bahwa program tersebut kurang berdampak pada perbaikan mengajar di kelas. Program PKB masih berlanjut, hanya dalam pelaksanaannya diserahkan pada daerah masing-masing. Patut disayangkan, jarang sekali dinas pendidikan yang menganggarkan kegiatan tersebut di dalam komunitas guru.

Pelatihan Kurtilas juga sering dilakukan. Tetapi realitanya, Kurikulum 13 yang sudah dirancang dengan sangat baik secara konsep, dalam interpretasinya secara praktik masih belum sesuai dengan harapan.

Tugas dan peran pokok guru dalam mengajar seperti merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran belum optimal, bahkan bisa disimpulkan jarang guru yang melakukannya karena tidak adanya sistem pembimbingan dan pengawasan secara optimal.


Editor : suroprapanca