Mei dalam Konteks Sejarah Politik Indonesia

Bulan Mei seharusnya membuka mata dan hati seluruh rakyat Indonesia. Terjadi dua peristiwa sangat penting dan bersejarah bagi bangsa Indonesia.

Mei dalam Konteks Sejarah Politik Indonesia
Ilustrasi/Net

Jatuhnya Soeharto dan kemungkinan besar bakal tetap bertahannya Joko Widodo yang sebelumnya didampingi Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dan bakal digantikan oleh Ma’ruf Amin menunjukkan kepada rakyat Indonesia bahwa bulan Mei wajib dikenang sebagai saat-saat yang amat penting dan bersejarah oleh seluruh lapisan bangsa ini.

Rakyat juga harus menyadari bahwa presiden pertama Bung Karno, Soeharto, kemudian BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY hingga Joko Widodo mempunyai jasa besar terhadap rakyat. Bangsa dan NKRI. Mereka semua adalah manusia- manusia biasa yang tidak akan luput dari kekurangan, kelemahan serta kealpaan sehingga pantas diimaafkan kekurangan dan kelemahannya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau dan siap memaafkan para pemimpinnya.

Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo haruslah tetap dikenang sebagai presiden-presiden yang memainkan peran yang amat besar bagi bangsa dan Negara Indonesia.

Joko Widodo yang akan berakhir masa pemerintahan pertamanya pada Oktober mendatang dan dilanjutkan masa pemerintahannya hingga Oktober 2024 kemungkinan besar tidak bakal dikritik, dikecam atas berbagai kelemahan dan kekurangannya hingga Oktober lima tahun lagi.

Tapi bisa saja lima tahun mendatang, dia bisa “diomongin”, dikecam atau bahkan dimaki-maki atas tindakannya selama menjadi kepala pemerintahan seperti halnya para presiden pendahulunya.

Tugas berat
Joko Widodo baru-baru ini telah menegaskan dia tidak mempunyai beban yang berat untuk menghadapi pemilihan presiden pada tahun 2024 karena tidak mempunyai hak lagi untuk mencalonkan diri. Seorang warga negara Indonesia hanya diberi hak sebanyak-banyaknya dua kali menjadi kepala negara. Dengan demikian tidak akan terjadi lagi orang akan puluhan tahun menjadi kepala negara seperti halnya Bung Karno dan Soeharto.

Soekarno dan Soeharto menjadi presiden puluhan tahun haruslah dianggap sebagai kesalahan sejarah Bangsa Indonesia, yang tidak boleh terulang lagi. Cukup mereka saja yang menjadi contoh bagi bangsa Indonesia saat ini dan pada masa mendatang agar tidak terulang lagi kesalahan-kesalahan fatal tersebut.


Editor : Bsafaat