Sikap Kami: Tom Moore

ANDAI saja Tom Moore tak meninggalkan Indonesia, tepatnya Sumatera, dekade 1940-an lalu, mungkin kita juga punya pahlawan kebaikan. Tapi, dia pulang ke Inggris dan jadi hero justru di ujung usianya.

Sikap Kami: Tom Moore

ANDAI saja Tom Moore tak meninggalkan Indonesia, tepatnya Sumatera, dekade 1940-an lalu, mungkin kita juga punya pahlawan kebaikan. Tapi, dia pulang ke Inggris dan jadi hero justru di ujung usianya.

Tom Moore adalah veteran pasukan Inggris. Dulu, zaman Perang Dunia II. Ditugaskan ke India, lalu ke Rakhine (Myanmar). Saat kalah dari Jepang, dia dan pasukannya menyeberang ke Sumatera. Dari Tanah Andalas ini dia pulang ke Inggris.

Uniknya, Tom Moore dianggap pahlawan Inggris bukan karena perang. “Gelar” pahlawan itu dia dapatkan setelah umurnya merangkak 99 tahun. Dia jadi pahlawan karena aksi sosialnya yang luar biasa.

Baca Juga : Sikap Kami: Mari Jadi Petani Milenial

Dalam usia sangat senja, dia menggalang dana melalui aksi yang sangat sederhana. Dia yang berjalan menggunakan alat bantu, memasang target donasi seribu pound (Rp19,15 juta), dan berjanji mengelilingi halaman rumahnya 100 kali. Dana tersebut dia sumbangkan untuk penanganan Covid-19 di Inggris.

Dia mampu menggugah hati paling dalam warga Inggris. Hasilnya? Bukan seribu, donasi yang dia kumpulkan mencapai 20 juta pound (Rp383 miliar)! Donasi itu dia salurkan untuk membantu Inggris yang kala itu melakukan lockdown.

Itulah yang membuatnya jadi pahlawan. Ratu Elizabeth menganugerahinya gelar istimewa, ‘Sir’. Masyarakat Inggris menaruh hormat yang dalam terhadapnya. Juga masyarakat dunia.

Baca Juga : Sikap Kami: Konsistensi Rakyat dan Jokowi

Itu sebabnya, ketika belum lama ini dia meninggal, karena Covid-19 dengan penyakit penyerta pneumonia, tak hanya Inggris yang berduka. Dunia juga. Ratu Elizabeth, Perdana Menteri Boris Johnson, menyampaikan duka mendalam.

Halaman :


Editor : Zulfirman