Sikap Kami: Selamat Pagi Profesor

JADI profesor itu susah-susah gampang. Tapi, lebih berat adalah setelah jadi profesor. Kalau tak membawa manfaat, apa gunanya jadi profesor?

Sikap Kami: Selamat Pagi Profesor

Effendi yang pernah jadi wartawan itu adalah profesor ilmu komunikasi. Dia jadi guru besar Program Pascasarjana Universitas Prof Dr Moestopo (beragama) dan Lektor Kepala Tidak Tetap di Universitas Indonesia. Salah satu tugasnya adalah mendidik mahasiswanya jadi wartawan yang baik dan benar.

Tapi, ketika ada wartawan yang dia nilai melakukan kesalahan, bisa jadi pula karena menyangkut namanya dalam kasus suap ekspor benur, dia merasa gagal. Bukan karena namanya terseret, melainkan karena wartawan yang berurusan dengan dirinya, dia anggap tidak profesional sama sekali.

Pada satu sisi, sikap Effendi Gazali, tentu patut kita apresiasi. Itu artinya dia paham dengan kewajiban yang harus dia jalankan. Ketika kewajibannya tak memberi manfaat banyak, dia sadar diri. Tak segan-segan dia mencampakkan gelar profesornya itu.

Baca Juga : Sikap Kami: Sekali Lagi, Tunda PTM

Begitulah yang baik, setidaknya menurut hemat kita. Seorang manusia tak dinilai dari deretan gelar yang dia dapat, melainkan karena peran, perbuatan, dan manfaat yang dia hasilkan. Jika bukan seperti itu, tak ada juga manfaatnya seabreg gelar itu kecuali sebagai sertifikat belaka. (*)
 

Halaman :


Editor : Zulfirman